Senin, 20 April 2009

 

Program Kerja Majelis Ulama Nagari Andaleh

Program Kerja
Majelis Ulama Nagari Andaleh
Juli 2007 – Juli 2010

PENDAHULUAN
Berdirinya Majelis Ulama Nagari Andaleh pada abad kedua puluh lalu, dipastikan tidak terlepas dari latar belakang tertentu. Latar belakang tersebut, kalau diklasifikasikan dipastikan pula akan terbagi menjadi dua bagian, yaitu latar belakang yang merupakan faktor subyektif dan latar belakang yang merupakan faktor obyektif. Yang terakhir ini masih dapat dibagi lagi menjadi faktor intern (Andaleh) dan faktor ekstern (luar Andaleh)
Yang termasuk faktor subyektif ini adalah faktor pribadi para pendiri Majelis Ulama Nagari Andaleh. Kelahiran Majelis Ulama Nagari Andaleh tidak terlepas dari pribadi pendirinya. Pemahaman beliau-beliau itu terhadap agama Islam yang cukup mendalam dan luas, merupakan pendorong utama pendirian Majelis Ulama Nagari Andaleh ini, apalagi pada kenyataannya, mereka pada waktu itu melihat, bahwa pelaksanaan ajaran Islam di Andaleh masih banyak yang belum sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW.
Kesadaran yang terbentuk sedemikian rupa, telah melahirkan gagasan cemerlang bahwa usaha-usaha untuk membawa ummat Islam agar menjalankan syari`at Islam sesuai dengan tuntunan yang diajarkan nabi Muhammad SAW haruslah dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok orang, sesuai dengan yang dianjurkan Allah dalam surat Ali Imran ayat 104.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”
Faktor Obyektif
Latar belakang ini merupakan keadaan dan kenyataan sosial budaya maupun sosial keagamaan pada masa kelahiran Majelis Ulama Nagari Andaleh tersebut, baik yang ada dalam nagari Andaleh maupun di luar.

Faktor Obyektif Intern
Pada awal abad ke dua puluh keadaan ummat Islam di Indonesia pada umumnya sangat lemah. Kemiskinan maupun kebodohan ada pada ummat Islam. Dalam bidang keagamaan praktek-praktek bid`ah, khurafat, syiri` dan takhayul sangat merajalela. Keadaan ini memang diciptakan oleh kolonial Belanda yang berkeinginan mengukuhkan kekuasaannya di Indonesia. Taktik yang digunakan adalah memperkecil kesempatan pendidikan bagi bangsa Indonesia, dan bagi yang berkesempatan mendapatkan pendidikan ala Barat telah menjauhkan mereka dari pengertian dan pemahaman ajaran Islam.

FAKTOR OBYEKTIF EKSTERN
Keadaan ummat Islam yang jatuh/runtuh sejak abad ke-15 mulai bangkit lagi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dengan munculnya pembaharu-pembaharu pemikiran Islam seperti Muhammad Bin Abdul Wahab, Jamaludin Al Afgani, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridho dll. Pemikiran-pemikiran mereka menyadarkan kembali ummat Islam untuk mendalami dan memahami agama Islam dari sumbernya yang asli. Pemahaman yang demikian akhirnya menimbulkan kesadaran bahwa ummat Islam harus bangkit dan ajaran-ajaran Islam harus diperjuangkan keberadaannya. Kesadaran dari tokoh-tokoh pembaharu itulah yang mungkin meresap pada diri para pendiri Majelis Ulama Nagari Andaleh.

RUANG LINGKUP GERAK MAJELIS ULAMA NAGARI ANDALEH
Majelis Ulama Nagari Andaleh bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang :

1. AQIDAH
Majelis Ulama Nagari Andaleh bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid`ah dan khurafat tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

2. AKHLAQ
Majelis Ulama Nagari Andaleh bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur`an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

3. IBADAH
Majelis Ulama Nagari Andaleh bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.

4. MU`AMALAH DUNIAWIYAH
Majelis Ulama Nagari Andaleh bekerja untuk terlaksananya mu`amalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

5. KESEJAHTERAAN ANGGOTA
Dari 5 ruang lingkup gerakan, untuk yang terakhir ini barulah Majelis Ulama Nagari Andaleh mengarahkan pemikiran untuk memikirkan diri sendiri (anggota). Diakui bahwa, para penggerak da`wah tidak akan maksimal dalam berbuat jika tidak didukung oleh kemampuan untuk bertahan hidup “survive”. Persoalan kesejahteraan hidup para mubaligh yang sering belum memadai, menjadi salah satu faktor penghambat bagi para mubaligh itu sendiri dalam menjalankan amanat sebagai juru dakwah. Upaya untuk lebih mensejahterakan anggota mestilah menjadi perhatian penuh bagi pengurus.

PROGRAM KERJA
Untuk memuluskan tercapainya target sebagaimana tertuang pada ruang lingkup gerakan di atas maka perlu disusun sebuah rancangan kegiatan, yang diharapkan akan menjadi pedoman bagi pengurus bersama-sama dengan anggota dalam mengayuh biduk organisasi. Untuk lebih mudahnya maka kegiatan-kegiatan dikelompokkan ke dalam hal-hal sebagai berikut :

Bidang Organisasi
Konsolidasi organisasi merupakan hal yang sangat penting guna terciptanya struktur dan fungsi organisasi yang mantap menuju pencapaian tujuan Konsolidasi mesti dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan melalui pentahapan yang bersifat reformasi (refungsionalisasi dan pengembangan) organisasi dengan segenap unit komponennya maupun yang bersifat peningkatan serta pemantapan struktur dan fungsi sebagai alat gerak da`wah yang handal.
Pelaksanaan konsolidasi ini mesti didukung kesatuan personil (anggota maupun pengurus menyangkut wawasan, pemikiran, sikap dan tingkah laku) disamping daya dukung sarana, prasarana dan fasilitas yang dijalankan secara simultan dan tidak mengandalkan semata-mata pendekatan birokrasi-administratif belaka, tetapi juga konsolidasi yang bersifat gerak perjuangan organisasi dimana nilai-nilai dan norma-norma dasar yang menjadi misi dan landasan gerak organisasi (yaitu Islam dan cita-citanya) menjiwai serta mewarnai gerak organisasi.
Pertemuan antar pengurus minimal sekali dalam satu bulan adalah sebuah keniscayaan. Hal ini merupakan ajang evaluasi program yang sedang bergulir, sekaligus untuk mendeteksi hal-hal yang mungkin menjadi penghambat, sehingga program yang akan dijalankan dapat terlaksana menurut semestinya.

Bidang Pendidikan & Kader
Kaderisasi merupakan faktor strategis dalam gerak setiap organisasi yang menghubungkan antara gerakan dengan subyek penggerak dalam mewujudkan tujuan dan untuk menjaga kesinambungan (kontinuitas) gerak organisasi antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang dimana selalu terpeliharanya misi, nilai dan identitas organisasi.
Sasaran dan arah utama pendidikan dan kaderisasi ini adalah lahirnya para kader ulama yang memiliki kesamaan wawasan, pemikiran, semangat, sikap dan integritas dalam menggerakkan organisasi da`wah ini untuk masa depan. (penjabaran program lihat pada lembaran rancangan action plan)

Bidang Kajian dan Muzakarah
Bermunculannya berbagai problematika ke-Islaman di tengah-tengah masyarakat, baik yang bersifat ibadah maupun mu`malah duniawiyah telah banyak menimbulkan tanda tanya bagi anak nagari. Menyangkut masalah pelaksanaan ibadah yang berbeda-beda, telah menimbulkan berbagai prasangka. Menjawab tanpa dilandasi dengan ilmu dan disertai dalil-dalil yang qath`i hanya akan semakin memperkeruh suasana. Maka diperlukan suatu upaya untuk mencari kebenaran-kebenaran hakiki setiap persoalan dengan cara bermuzakarah oleh para anggota MUNA pada waktu-waktu yang ditentukan.
Persoalan-persoalan yang dibahas adalah apa yang ditetapkan oleh forum Raker ini, disamping hal-hal lain yang bersifat kondisional. Untuk kerapian administrasi, diperlukan tidak saja sebentuk silabus dari masalah-masalah yang akan dibahas, tetapi juga diperlukan adanya upaya pembukuan hasil muzakarah untuk kemudian diterbitkan secara sederhana agar segera diketahui oleh ummat, disamping penyampaian dengan cara tabligh melalui wirid-wirid dan khutbah-khutbah. (penjabaran program lihat pada lembaran rancangan action plan)

Bidang Tabligh
Wirid-wirid konvensional yang telah berlangsung sejak lama di nagari ini, memang telah memberikan dampak positif terhadap kehidupan beragama masyarakat. Namun tetap saja harus diakui bahwa hal tersebut belum lagi maksimal. Diantara penyebabnya adalah tidak terkoordinasinya dengan baik pesan-pesan da`wah (materi) yang akan disampaikan oleh para mubaligh. Sehingga kesan bahwa para mubaligh kita kekurangan materi da`wah menjadi santer di kalangan obyek da`wah itu sendiri.
Penyusunan silabus da`wah menjadi sangat penting, disamping untuk memudahkan setiap mubaligh dalam mencari materi da`wah, sekaligus untuk menciptakan wirid pengajian yang berkelanjutan, memiliki sasaran tertentu dan dapat diukur tingkat pencapaiannya. Tidak seperti apa yang kebanyakan telah berlalu. Sebagai contoh, hampir setiap malam pada bulan Ramadhan, materi da`wah tidak berangkat dari hal yang itu ke itu saja, sehingga menimbulkan kebosanan bagi objek da`wah. (penjabaran program lihat pada lembaran rancangan action plan)

Bidang Kesejahteraan Anggota
Persoalan da`wah terkendala oleh karena kesibukan para juru da`wah dalam mengatasi masalah kehidupannya merupakan hal yang cukup banyak ditemui di lapangan, untunglah hal seperti ini belum menjadi masalah besar bagi para juru da`wah di nagari kita ini. Sungguhpun demikian, tidak ada alasan bagi organisasi untuk tidak memikirkan persoalan kesejahteraan anggotanya.
Adalah “fardhu” hukumnya bagi organisasi untuk ikut bertanggung jawab memikirkan masalah kehidupan yang membelit para juru da`wah yang menjadi anggotanya. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya terobosan dalam mencari jalan keluar dari persoalan ini. (penjabaran program lihat pada lembaran rancangan action plan)

Bidang Dana
Tanpa bahan bakar maka sebuah kenderaan bermotor tidak akan dapat bergerak sebagaimana mestinya. Sekalipun bahan bakar bukan satu-satunya sarana pendukung terpenting bagi sebuah kenderaan. Onderdil lainnya juga merupakan bagian teramat sangat vital untuk mendukung lajunya kenderaan tersebut.
Masalah minusnya dana bagi organisasi da`wah sudah menjadi masalah klasik semenjak dulunya. Besarnya tanggung jawab yang diemban serta tuntutan keikut sertaan dalam pembangunan sumberdaya insani baik oleh pemerintah maupun masyarakat terhadap Majelis Ulama Nagari Andaleh selama ini, belum lagi ditunjang dengan perhatian yang memadai. Kesempatan beramal bagi masyarakat untuk MUNA barulah sebatas dua kali dalam setahun (Hari Raya), itupun kalau diingatkan, jika tidak, maka ummat (melalui tangan para pengurus jama`ah pun) sering lupa memperhatikan masalah dana bagi MUNA.
Ke depan, diharapkan kepada pengambil kebijakan (Wali Nagari dan BAMUS) untuk lebih meningkatkan pengalokasian dana untuk MUNA sesuai dengan kebutuhan organisasinya berdasar anggaran yang telah disusun. Makanya, penyusunan anggaran kebutuhan menjadi sangat vital, untuk terukur dan jelasnya berapa kebutuhan organisasi yang sesungguhnya. Sarana dan prasarana apa saja yang perlu diadakan.

PENUTUP
Demikianlah, program kerja ini ditetapkan untuk menjadi pedoman bagi pengurus dalam menjalankan roda organisasi selama periode kepengurusan yang diemban, semoga Allah SWT menjadikan setiap upaya kita ini sebagai amal shaleh yang di redhoi-Nya.

Majelis Ulama Nagari Andaleh
Ketua --------------- Sekretaris


DESEMBRI H ------------- Zadri Djufri
Sumber : Bahan Rapat Kerja Majelis Ulama Nagari Andaleh 2007 - 2010

Label:


Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]





<< Beranda

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]